Berani Mengajar Harus Berani Terus Belajar

Halo guru,
Era revolusi industri 4.0 membawa dampak pada dunia pendidikan. Pemanfaatan teknologi digital dalam dalam proses pembelajaran, penyelesaian berbagai tugas, dan peningkatan kompetensi guru, tak bisa lepas dari arus perkembangan informasi dan teknologi.

Menghadapi tantangan tersebut, guru sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan dituntut untuk siap berubah dan beradaptasi.

Virtual Coordinator Training (VCT) Batch 4 merupakan kegiatan dari SEAMOLEC hadir kembali menyapa guru dan siapa pun yang ingin belajar dan mengikuti perkembangan yang ada. Dengan mengikuti kegiatan pelatihan VCT Batch 4 kita akan tergabung dalam sebuah sistem pelatihan online menggunakan aplikasi webex tanpa batas ruang dan waktu.

Apa yang akan dipelajari dalam pelatihan VCT?
 Membuat google form, flyer digital, dan presensi online.
 Teknik menulis narasi kegiatan yang menarik.
Mengkreasi dan mengelola room webex.
 Merekam dan mengupload kegiatan pelatihan pada chanel you tube.

Apa syarat mengikuti kegiatan pelatihan VCT?
 Mempunyai kemauan untuk belajar dan berbagi.
 Memiliki laptop/tablet/ HP android.
 Ada jaringan internet yang stabil.
 Bisa mengakses internet.

Apa yang akan didapatkan setelah lulus dalam pelatihan VCT?
 Mampu mengelola room webex untuk menunjang proses pembelajaran dan kepentingan tugas yang lain.
 Mendapatkan wawasan, ilmu, dan pengetahuan baru dari peserta pelatihan yang lain melalui kegiatan presentasi dalam room webex.
 Mendapatkan sertifikat lulus dari SEAMEO 39 JP
 Mendapatkan kesempatan menjadi instruktur pelatihan VCT selanjutnya.

Pendaftaran
1 s.d. 10 Mei 2019
http://bit.ly/daftar-vct4

Nara hubung
Zulaiha 082243955295
Krisantus 085727327119

Mari kita temui teman-teman yang memiliki pengalaman yang berbeda, dapatkan wawasan dan pengetahuan baru yang akan meningkatkan kompetensi anda. Ruang-ruang virtual yang akan anda bangun dan anda temui akan memperkaya khasanah kreasi dan inovasi kapan saja dan di mana saja.

Salam Virtual
Tim VCT Batch 4
Jateng – DIY

Yuk Gabung Virtual Coordinator Training Batch 4

Ingin menjadi bagian dari revolusi pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya di Indonesia ?  Yuk segera gabung di kegiatan Virtual Coordinator Training (VCT) Batch 4 Jawa Tengah – DIY. Kegiatan ini dihelat oleh SEAMEO ( The Southeast Asian Ministers of Education Organization atau Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara) yang bertujuan untuk mempromosikan kerja sama regional dalam pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya di Asia Tenggara.

Bagaimana cara mendaftarnya ?

Ikuti alur yang ada di Flyer di atas. Jangan lupa ya pendaftaran ditutup pada 29 April 2019. Sedangkan pengumuman hasil seleksi akan disampaikan pada 30 April 2019. Pendaftaran bisa dilakukan di http://bit.ly/Instruktur-vct4.

Mari bersama-sama menjadi bagian dari revolusi pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya di Indonesia dengan bergabung di VCT batch 4. Jangan lupa ya…

Belajar Sejarah Lebih Asyik lewat Komik

Pelajaran sejarah identik dengan pelajaran yang kurang menarik, membosankan, bikin ngantuk. Itulah jawaban sebagian siswa saat ditanya pendapatnya tentang pelajaran sejarah. Inilah yang menjadi keprihatinan, khususnya saya sebagai guru sejarah. Penanaman nilai-nilai nasionalisme, kepahlawanan memang tidak bisa dilepaskan dari pelajaran sejarah.

Namun, di lapangan, tidak semua siswa yang “menyukai” pelajaran ini. Salah satu yang membuat siswa “malas” dalam mengikuti pelajaran sejarah adalah banyak hafalan (tokoh, tanggal peristiwa, kronologis peristiwa, dll), sehingga saat diminta membaca buku materi, pasti adalah “penolakan” berupa tidak mau membaca.

Inilah kondisi yang dirasakan guru sejarah termasuk saya tentunya. Bagaimana membawa siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran sejarah dan menyukainya. Harus ada langkah “revolusioner” agar keinginan ini bisa tercapai. Karena itu, pendekatan pembelajaran sejarah yang masih konvesional, tentu harus dipertimbangkan untuk mulai ditinggalkan. Misalnya, model ceramah, yang menjadi “menu wajib” dalam menyampaikan materi.  Memang model tersebut tidak harus ditinggalkan sepenuhnya, tapi bagaimana di sela-sela menyampaikan materi sejarah, siswa juga diajak untuk “doing something”, sehingga mereka bukan hanya menjadi pendengar setia.

Mengapa Komik ?

Siswa “zaman now” sangat senang dengan komik. Bahkan mereka rela berjam-jam asyik demi membaca komik yang disukainya. Pelajaran sejarah adalah pelajaran yang menitikberatkan aspek kognitif (pengetahuan) dan salah satu unsurnya adalah mengingat. Mengingat adalah proses melatih otak. Semakin banyak mengingat, semakin terlatih otak menjadi lebih baik. Ada berbagai strategi mengingat. Ada yang menggunakan gambar, tulisan, atau suara. Dengan visualisasi atau membayangkan adalah cara yang terbaik untuk mengingat. Ketika menggambar komik tentu saja ada proses mengingat itu, maka proses menggambar ini adalah salah satu strategi mengingat yang melatih otak dan tentu saja menyenagkan. Siswa  dapat belajar banyak dalam komik yaitu belajar mambaca, memahami cerita dengan cara visualisasi dan mengenal warna.

Tapi bagaimana halnya jika siswa membuat “komik sejarah”. Inilah tantangan yang coba di berikan pada siswa. Memasukkan konten sejarah dalam komik yang dibuat siswa.  Langkah  pertama yang dilakukan adalah menyampaikan kepada siswa. Kebetulan saya mengajar sejarah di kelas 11 IPA MAN 1 Solo. Tugas membuat komik ini diberikan selain memberikan pengalaman yang berbeda bagi siswa dalam belajar sejarah, juga untuk mendorong mereka mau membaca materi sejarah.

Siswa antusias membuat komik (Koleksi pribadi)
Siswa antusias membuat komik (Koleksi pribadi)

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan tema yang akan dibuat komik. Kebetulan materi yang sedang dibahas adalah tentang Peristiwa Seputar Proklamasi. Ada kelompok yang membuat komik tema “Peristiwa Rengasdengklok”, “Proses Penyusunan Naskah Proklamasi” dan “Masa Penjajahan Jepang di Indonesia”. Penentuan tema komik dilakukan dengan cara undian.

Untuk membuat komik, saya memberikan software pembuat komik yaitu “Comic Life3” yang selanjutnya diinstall di laptop masing-masing siswa. Langkah berikutnya adalah membuat komik. Syarat utama adalah setiap kelompok harus membaca materi. Karena untuk bisa menyusun komik harus mengerti terlebih dahulu isinya. Nah, di sinilah siswa secara tidak langsung “dipaksa” untuk membaca buku materi. Sesuatu yang (mungkin) tidak mereka sukai. Tapi di tugas ini, mau tidak mau, mereka harus melaksanakan jika ingin bisa membuat komik. Setiap kelompok kemudian menterjemahkan materi yang sudah mereka baca, pahami dalam bentuk visual (gambar). Misal kelompok yang mendapat tema “Peristiwa Rengasdengklok”, mereka harus memikirkan gambar-gambar yang mewakili materi.

Beberapa hasil ekspose media terkait komik sejarah (Koleksi Pribadi)
Beberapa hasil ekspose media terkait komik sejarah (Koleksi Pribadi)

Nah, software Comic Life3 ini syarat utamanya adalah harus menyediakan gambar-gambar yang berhubungan dengan tema, yang bisa di cari dari internet. Tapi jika ada siswa yang ingin membuat sendiri gambar (melukis), masih bisa terakomodir di Comic Life3, artinya mereka bisa membuat gambar sesuai tema yang kemudian di scan menjadi gambar yang bisa di upload.

Di sini semua siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan sangat dinamis. Mereka saling berdiskusi untuk menghasilkan komik yang terbaik. Sangat-sangat menyenangkan melihat siswa aktif. Ada proses berinovasi dan berkreasi menghasilkan komik sejarah yang terbaik. Apalagi saya memberi challenge bahwa nanti setiap kelompok harus mencetak komik yang telah dibuat, yang bisa dibaca oleh teman-teman dari kelas lainnya. Tentu saja mereka tidak ingin komiknya hanya biasa-biasa saja.

Screenshoot pribadi dari Bengawan News
Screenshoot pribadi dari Bengawan News
Sumber: antarafoto.com
Sumber: antarafoto.com

Setelah mengerjakan komik sekitar 2 minggu, akhirnya jadilah komik karya siswa. Banyak kreasi yang mereka tuangkan. Apa yang mereka buat adalah apa yang telah mereka fahami dari materi. Sangat menyenangkan dan bahagia melihat komik sejarah  hasil siswa. Apalagi komik karya siswa diapresiasi media yang meliput kegiatan mereka. Hal ini tentu diluar dugaan.   Rekan-rekan media ikut mengabarkan kegiatan siswa membuat komik sejarah sehingga bisa diketahui khalayak luas.   Ini adalah prestasi semua siswa. Kesungguhan dan inovasi yang mereka lakukan diapresiasi. Mereka mampu menaghasilkan karya yang sangat luar biasa dan yang terpenting, bisa mengubah image bahwa belajar sejarah itu membosankan.

Berikut video reportasi media terkait komik sejarah karya siswa MAN 1 Solo.

Belajar Asyik dan Menarik di SEAMEO

seameo copy.pngSAAT ini, kita menghadapi revolusi industri keempat yang dikenal dengan Revolusi Industri 4.0. Ini merupakan era inovasi disruptif, di mana inovasi ini berkembang sangat pesat, sehingga mampu membantu terciptanya pasar baru. Inovasi ini juga mampu mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada dan lebih dahsyat lagi mampu menggantikan teknologi yang sudah ada.

Menghadapi tantangan yang besar tersebut maka pendidikan dituntut untuk berubah juga. Termasuk pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0. Pendidikan 4.0 merupakan pendidikan yang bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran atau dikenal dengan sistem siber (cyber system). Sistem ini mampu membuat proses pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan batas waktu.

Sebagai garda terdepan dalam dunia pendidikan, guru harus meng-upgrade kompetensi dalam menghadapi era Pendidikan 4.0. Peserta didik yang dihadapi guru saat ini merupakan generasi milenial yang tidak asing lagi dengan dunia digital. Peserta didik sudah terbiasa dengan arus informasi dan teknologi industri 4.0. Ini menunjukkan bahwa produk sekolah yang diluluskan harus mampu menjawab tantangan industri 4.0.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru di bidang pendidikan, hadirlah SEAMEO yang menawarkan bentuk belajar yang sangat menarik dan inovatif. Apa itu SEAMEO ? SEAMEO atau The Southeast Asian Ministers of Education Organization (Organisasi Menteri Pendidikan Asia Tenggara) adalah organisasi antar pemerintah regional yang didirikan pada tahun 1965 di antara pemerintah negara-negara Asia Tenggara untuk mempromosikan kerja sama regional dalam pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya di wilayah tersebut. Sebagai sebuah organisasi yang terus mengembangkan kapasitas manusia dan mengeksplorasi potensi masyarakat sepenuhnya, SEAMEO mempertahankan pekerjaan dan aspirasi untuk pembangunan bersama masyarakat di wilayah ini untuk membuat kehidupan yang lebih baik dalam kualitas dan kesetaraan dalam pendidikan, pendidikan kesehatan preventif, budaya dan tradisi, teknologi informasi dan komunikasi, bahasa, pengentasan kemiskinan dan pertanian serta sumber daya alam. Pembuat kebijakan tertinggi pada organisasi ini adalah SEAMEO Council, yang merupakan menteri pendidikan dari 11 negara Asia Tenggara, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. Sekretariat SEAMEO terletak di Bangkok, Thailand.

SEAMEO yang di Indonesia dinamakan SEAMOLEC (SEAMEO Regional Open Learning Centre) di bawah Kementerian Pendidikan Nasional. SEAMOLEC membuka berbagai pelatihan yang sangat berguna bagi guru. pemerhati pendidikan atau semua orang yang ingin terus berkembang lebih baik dalam memanfaatkan perkembangan teknologi. Salah satunya yang telah diikuti penulis yang tergabung dalam kegiatan Virtual Coordinator Indonesia Batch 3 untuk wilayah Jawa Tengah 1 di grup 28. Penulis baru pertama kali mengikuti kegiatan ini walau pun sudah lama mendengar tentang SEAMEO. Ketika memutuskan bergabung, ternyata sangat menarik dan mengasyikkan. Gambaran singkatnya adalah kiat saling berbagai tentang berbagai pengetahuan dengan orang melalui media online dan saling bertukar pendapat, pertanyaan dan masukan. Istilahnya seperti kelas online yang sangat dinamis dan konstruktif. Setiap peserta diberi kempatan yang seluas-luasnya untuk sharing tentang apa yang akan, sedang, dan telah dilakukan, sesuai dengan bidang masing-masing sebagai presenter. Juga harus bisa menjadi host (pembawa acara) dan moderator. Kesemuanya berada di bawah koordinasi seorang instruktur. Sebelum tampil sebagai presenter, harus membuat flyer yang berisi tentang info materi, waktu pelaksanaan, siapa host dan moderatornya. Ini adalah salah satu ketrampilan yang harus dimiliki setiap peserta selain juga harus bisa membuat absen online, membuat materi yang diunggah ke internet, serta membuat laporan secara online berupa link video yang sudah diunggah di youtube. Pada kesempatan pertama tampil sebagai presenter, penulis mengangkat tema “Ulangan Kreatif dengan Zipgrade” pada tanggal 1 Maret 2019 di sesi 4. Materi ini merupakan pengalaman penulis memanfaatkan aplikasi Zipgrade untuk mengoreksi soal ulangan siswa secara efektif karena bisa di scan menggunakan HP dan tersimpan di dalamnya.

 

Berikut rekaman kegiatan di sesi 4 di Youtube

 

Pada kesempatan kedua, penulis mengambil tema “Belajar Asyik dengan Komik” pada tanggal 5 Maret 2019 di sesi 3. Untuk membuat komik ini penulis menggunakan software Comic Life3. Siswa di bawah arahan penulis membuat komik sejarah di materi sejarah kelas 11 IPA. Hasil akhirnya adalah mereka harus mencetak komik sejarahnya. Tujuan penggunaan komik adalah memberikan kesan yang berbeda saat belajar sejarah, selain itu untuk memberikan pengalaman baru berupa life skill membuat komik.

Berikut rekaman kegiatan di sesi 3 di Youtube

Apa yang penulis paparkan adalah kegiatan yang telah dilaksanakan bersama siswa di MAN 1 Surakarta, tentang pemanfaatan teknologi untuk mendukung proses pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Banyak tanggapan dari peserta dalam bentuk pertanyaan yang membuat penulis sangat senang. Tentu saja juga ada masukan yang sangat positif sebagai bentuk perbaikan di waktu akan datang. Jadi sangat-sangat menarik bergabung di kegiatan ini. Semoga bisa menginspirasi dan memberi warna bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

—–

Ratusan Guru Jawa Tengah dan DIY Ikuti Workshop Penulisan Buku

Guru adalah profesi yang tidak bisa lepas dari kegiatan tulis menulis. Namun fakta menunjukkan bahwa masih sedikit guru yang produktif menulis, baik artikel maupun buku. Demikian hasil pengamatan dan riset yang dilakukan Agus M. Irkham pada 2009 sebagaimana dirilis dalam buku Gempa Literasi (2012).

Padahal, guru sebenarnya profesi yang berlimpah gagasan untuk ditulis dan dibagikan kepada orang lain. Berlimpah gagasan? Benar, sebab mereka selalu aktif berinteraksi dengan warga sekolah dan masyarakat, sehingga langsung maupun tidak langsung mudah memperoleh ide-ide segar ataupun gagasan untuk mengembangkan suatu inovasi dalam bentuk tulisan.

Berawal dari latar belakang inilah, SangPengajar.Com, salah satu laman yang sangat peduli dengan dunia pendidikan, menghelat kegiatan yang bertajuk “Bedah Buku dan Workshop Penulisan Buku” bertempat di Red Chilies Hotel Solo, Minggu (1/7) ini.  Kegiatan diikuti oleh 100 lebih peserta yang datang dari wilayah Jawa Tengah dan DIY, bahkan ada satu peserta yang datang dari Kalimantan. Menurut Agus Dwianto selaku owner SangPengajar.com, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka turut menyebarkan virus literasi di kalangan para guru.

“Kegiatan ini merupakan kegiatan ketiga kali yang kami adakan setelah sebelumnya mengadakan kegiatan workshop penulisan artikel di surat kabar, juga untuk kalangan guru,” kata Agus Dwianto.

Mengapa buku ? karena masih banyak rekan guru yang belum menelorkan ide dan gagasannya dalam sebuah buku. Padahal banyak hal yang bisa diangkat menjadi buku. Interaksi dengan siswa dengan segala dinamikanya tentu menjadi sumber ide tulisan yang tidak akan pernah habis.

Dalam kesempatan ini tampil dua pembicara yang membedah buku yaitu Rusdi Mustapa dengan buku berjudul “Mengajar Kreatif Bersama Guru Inovatif” dan Agus Dwianto dengan buku berjudul “Guru Desa Membelah Angkasa”. Kedua pembicara juga berbagi pengalaman dalam menulis buku. Tampil sebagai pembicara pertama adalah Agus Dwianto yang menguraikan pengalamannya selama menjadi guru.

Seorang guru yang mengabdi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Paranggupito dan SMP Negeri 1 Baturetno Kabupaten Wonogiri,memberi tantangan tersendiri baginya. Bagaimana kondisi lingkungan yang bisa dikatakan “pelosok”, pak Agus (begitu biasa dipanggil), mampu menjelma menjadi sosok guru yang sarat dengan prestasi. Yang paling fenomenal adalah meraih penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan 2015 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Pencapaian yang sangat menginspirasi dari seorang guru yang sering disebut “guru ndeso”. Sedangkan saat menyampaikan pemaparan tentang menulis buku, pak Agus menyampaikan hal-hal yang harus diketahui jika ingin menulis buku. Diantaranya saat menulis buku haruslah  menarik, karena dari sanalah pembaca akan memutuskan meneruskan membuka lembar demi lembar halaman buku atau menutup kembali bukunya. Istilahnya judul buku haruslah seksi.

Selain itu tampilan cover juga harus menarik. Judul dan cover yang menarik adalah salah satu kunci dalam menulis buku. Selain itu adalah aturan-aturan dalam menulis buku seperti penggunaan bahasa baku  yang sesuai dengan kaidah penulisan yang ada di PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).

Penulis saat menyampaikan materi ( foto : dokumen pribadi )
Penulis saat menyampaikan materi ( foto : dokumen pribadi )

Di sesi kedua tampil Rusdi Mustapa yang membedah bukunya “Mengajar Kreatif Bersama Guru Inovatif “. Mengapa guru harus kreatif dan Inovatif ? Di era yang semakin maju seperti saat ini, guru dituntut harus selalu meng-upgrade kemampuan mengajarnya. Tidak bisa seorang guru tetap mempertahankan cara mengajarnya yang terbilang sudah konvensional.  Kata kuncinya adalah ” Kreatif dan Inovatif !

Ketika siswa sudah sangat familiar dengan gadget, guru harus juga mengikuti perkembangan itu. Misalnya memanfaatkan gadget dalam pembelajaran. Di contohkan  membuat QR Code ( barcode ) yang bisa di scan dengan android. Siswa bisa menggunakan android di bawah bimbingan guru. Misal lagi ketiga siswa kita sangat gandrung dengan  komik, kenapa tidak guru mengadopsi kesenangan itu dengan cara membuat komik yang berisi materi pelajaran. Seperti yang telah dilakukan pak RM( begitu panggilan akrab Rusdi Mustapa ), yang mengampu pelajaran sejarah, memberikan tugas membuat “Komik Sejararah” sendiri menggunakan software Comic Life.

“Sebenarnya banyak software yang bisa dimanfaatkan guru dalam pembelajaran yang tentu saja akan menarik buat siswa. Misalnya software untuk membuat TTS (Teka-teki Silang) yaitu Crossword Maker atau juga memanfaatkan Zipgrade, yaitu software yang bisa untuk menscan Lembar Jawab soal ( semacam LJK namun menggunakan Android), ” urai pak RM. Kreasi dan inovasi seperti inilah yang bisa dikenalkan kepada siswa dan tentu mereka akan lebih tertarik.

Peserta antusias mengikuti acara ( foto : dokumen pribadi )
Peserta antusias mengikuti acara ( foto : dokumen pribadi )

Selain pemanfaatan TIK, pak RM juga mengenalkan pembelajaran yang menggunakan model bermain. Kenapa bermain ? Menurut pak RM, yang pernah menjadi Juara 2 Guru Teladan tingkat Jawa Tengah tahun 2017, sifat dasar seorang anak adalah bermain, maka tidak ada salahnya membawa sifat dasar itu dalam pembelajaran, tentu saja disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Misalnya mengadakan permainan “Pepes Teri” (Permainan Pesawat Berisi Materi), Lelang Soal, Ulangan Ular-ularan, Yel-yel sejarah, Who wants to be a teacher ? dan lain-lain.

Prinsipnya adalah bagaimana membuat siswa itu SENANG dan ENJOY dengan pembelajaran yang dilakukan guru, maka selanjutnya mereka bisa diarahkan sesuai keinginan guru. Karena prinsipnya MENYENANGKAN itulah BELAJAR.

Sedangkan saat menyampaikan materi tentang penulisan buku, pak RM menyampaikan bahwa sumber tulisan dari buku yang telah diterbitkan adalah postingan di media sosial yang dimiliki, yaitu blog  history1978.wordpress.comkompasiana.comguraru.org, dan yang lain. Postingan di media sosial, menurut pak RM, merupakan “Bank Artikel” yang  bisa dimaksimalkan bahkan bisa dijadikan buku. Tentu saja harus melalui proses editing dan penyesuaian bahasa. Banyak guru yang masih bingung, saat ingin menulis harus memulai dari mana. Dalam kesempatan ini Pak RM memberikan tips singkat,  pertama, Mulailah dari KATA PERTAMA, kedua, Jangan terlalu berfikir, tulis saja, dan ketiga Perbanyak latihan. Semoga dari kegiatan ini bisa memberi motivasi dan inspirasi bagi guru untuk mulai “mendokumentasikan” pengalaman mengajar bersama siswa dalam sebuah buku, sebagai sarana aktualisasi diri dan menularkan ide gagasannya kepada khalayak. Semoga.

Salam Literasi !!!!